Saya tidak tahu mengapa Tuhan menciptakan manusia dengan berbeda-beda jenis dan ukuran anatomis dan fisologis. Doktrin yang saya terima adalah bahwa semua yang diciptaka untuk kita adalah ukuran yang paling tepat untuk kita. Paling pas. Paling ergonomis. Sejelek apapun itu pasti ada manfaatnya. Pendeknya saya tidak boleh menghujat atau bahkan membenci fisik saya yang meski sejatinya jauh dari standart kontes kecantikan.
Bohong kalau saya tidak minder dengan anatomi
hidung saya yang tergolong susah mancung. Bahkan ketika kecil saya
nekad menjepit hidung saya dengan jepitan jemuran demi mendapatkan
bentuk hidung yang ideal. Alhasil bukan mancung yang saya dapatkan.
Hanya merah-merah karena sakit.
Yah sudahlah. Memang hidung saya pesek, lalu
kenapa memangnya? Toh Tuhan atau Negara ini tidak pernah melihat manusia
dari anatomi tubuhnya. Siapapun kita, apapun bentuk anatomi kita yang
penting kita bisa terus bermanfaat bagi orang di sekitar kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar